Fakta Kecelakaan di Sumedang Banyak Korban, Sopir Pakai Google Maps, Bus Terbanting, Kelebihan Penumpang

Fakta Kecelakaan di Sumedang Banyak Korban, Sopir Pakai Google Maps, Bus Terbanting, Kelebihan Penumpang

SUMEDANG - Kepolisian mengungkap kronologis kecelakaan bus Sri Padma di Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat yang mengangkut rombongan ziarah.

Direktur Penegakan Hukum Korlantas Polri Brigjen Pol Kushariyanto menjelaskan kenapa bus tersebut hingga terperosok ke dalam jurang.

Peristiwa itu sendiri berdasarkan analisa sementara, terjadi sekitar pukul 18.30 WIB, Rabu (10/3/2021).

Diduga, bus hilang kendali lalu terbanting dan terperosok kedalam jurang. Kontur jalan yang menurun panjang serta menikung itu diduga membuat bus bergoyang sebelum akhirnya mengalami kecelakaan.

\"Sopir ini banting stir ke kiri, dia sempat muter kena guard rail (pagar pengaman jalan) ini, jadi dari kepala posisi di depan dia langsung menjadi terbalik,\" kata Kushariyanto di lokasi kecelakaan.

Adapun sejauh ini menurutnya hal itu masih dugaan sementara karena pihaknya masih terus melakukan penyelidikan di lokasi dengan metode Traffic Accident Analysis (TAA).

Dugaan lain adalah, bus itu hilang kendali adalah karena kelebihan muatan penumpang. Dari data yang diterima, jumlah penumpang memang tidak sebanding dengan jumlah tempat duduk.

\"Karena kondisi penumpang itu 66 orang yang notabene di situ harusnya cuma 62 atau 63 tempat duduk,\" kata dia seperti yang dilansir Antara.

Tidak hanya itu, jalur penghubung Kabupaten Garut dan Sumedang khususnya di Kecamatan Wado hanya memiliki lebar 6 meter. Tentu tidak idel dilalui kendaraan bus berukuran besar.

Sopir itu, kata dia, diduga menggunakan aplikasi peta daring untuk menentukan jalan yang akan dilalui untuk menuju Kabupaten Subang.

Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari mengatakan bus yang ditumpangi para pelajar dan orang tuanya itu hendak kembali menuju Kabupaten Subang setelah berziarah ke kawasan Tasik dan berwisata ke Pangandaran.

Dia pun membenarkan bahwa jalur tersebut memang tidak diperkenankan dilewati kendaraan besar. (yud/antara)

Baca juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: